Nama : Faiz Aisyah
Zuraidah
NPM : 32412690
Kelas : 2ID01
TARI REMO
a.
Asal Usul Tari Remo
Tari Remo berasal
dari Kabupaten
Jombang, Jawa Timur.
Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan
oleh warga yang berprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak
profesi tersebut di Jombang. ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun
dalam festival kesenian daerah.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus
dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan
dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang
berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari
sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
Berdasarkan
perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang
digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk atau wayang kulit jawa
timuran. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai
beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu,
khususnya tamu – tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan,
maupun dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya
Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari
pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo
putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai
kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh
penari pria.
b.
Gerakan Tari
Remo
Karakteristika yang paling utama dari Tari
Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan
adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi
saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika
yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan
kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin
atraktif.
c.
Busana Tari Remo
Busana dari penari Remo
ada berbagai macam gaya, di antaranya gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan,
dan Jombangan. Selain itu terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo
gaya perempuan.
·
Busana gaya
Surabayan
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa
kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana
sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran
yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris
menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di
pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari
memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki
berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.
·
Busana Gaya
Sawunggaling
Pada dasarnya busana yang dipakai sama
dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih
berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.
·
Busana Gaya
Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga
sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya
yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.
·
Busana Gaya
Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama
dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan
kaus tetapi menggunakan rompi.
·
Busana Remo
Putri
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda
dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk
menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke
lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu.
d.
Musik Penggiring Tari Remo
Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang
penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong,
kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun
dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau
gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah
tariannya.
Sumber
:


Tidak ada komentar:
Posting Komentar