Penggunaan
Air Bersih Berlebihan, Picu Krisis Air Bersih
Dalam ulasan yang ditulis oleh Fiona
Harvey dari harian The Guardian, ulasan ini
ditulis secara gamblang. “Ini adalah luka yang dipicu oleh diri sendiri,”
ungkap Charles Vorosmarty, seorang profesor dari Cooperative Remote Sensing
Science and Technology Centre. “Kami telah menemukan titik kritis dalam sistem
pengairan ini. Saat ini, sekitar satu miliar orang bergantung pada air tanah
yang bukan merupakan energi yang bisa diperbarui.”
Sebagian besar populasi -sekitar 4,5
miliar orang secara global- kini hidup di dalam jarak sekitar 50 kilometer dari
sumber air yang sudah rusak, akibat dari polusi atau semakin mengering. Jika
hal ini terus berlanjut, jutaan orang akan kehilangan sumber air bersih mereka.
Di beberapa wilayah, air laut yang
mulai merembes ke daratan membuat para petani terpaksa pindah ke lokasi lainnya
akibat air yang ada tidak lagi bisa digunakan. Menurut para ahli, wilayah-wilayah yang akan mengalami
krisis air bersih dalam waktu dekat adalah negara-negara miskin, yang memiliki
ketahanan air sangat lemah. Krisis air juga akan menimpa negara-negara yang
kondisi politiknya tidak stabil, rawan konflik dan kompetisi untuk
memperebutkan sumber air bersih akan meningkatkan masalah ini.
Namun bukan berarti negara maju aman
dari masalah ini. Seperti misalnya di Amerika Serikat, dimana 210 juta
penduduknya tinggal kurang lebih sekitar 16 kilometer dari sumber air yang
sudah rusak, dan jumlah itu akan semakin meningkat sebagai akibat dari dampak
perubahan iklim. Di Eropa, beberapa sumber air bersih mulai mengering akibat
penggunaan secara berlebihan untuk irigasi. Polutan, atau bahan-bahan penyebab polusi juga menyebabkan
maslah berat di negara-negara kaya. “Tak ada warga dunia yang akan lepas dari
hal ini,” ungkap Janos Bogardy, Direktur Universitas PBB untuk Lingkungan dan
Keamanan Manusia.
Faktor Penyebab Kelangkaan
Kelangkaan
sumber daya alam dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari
manusia, lingkungan itu sendiri maupun faktor lain. Berikut ini merupakan
faktor-faktor penyebab kelangkaan.
a. Kerusakan
sumber daya alam akibat ulah manusia
Banyak
sumber daya alam yang dirusak oleh manusia padahal manusia sebagai pengguna
sumber daya alam harus bertanggung jawab melestarikan sumber daya alam.
Contohnya adalah penebangan hutan secara liar sehingga hutan menjadi gundul dan
penangkapan ikan menggunakan pukat harimau atau bom sehingga merusak ekosistem
laut.
b. Keterbatasan
benda pemenuh kebutuhan di alam
Ketersediaan
sumber daya alam sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai pemuas
kebutuhan. Namun banyak sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dan tidak bisa
diperbaharui seperti minyak bumi dan mineral tambang.
c. Peningkatan kebutuhan
lebih cepat dibanding dengan peningkatan persediaan alat pemuas kebutuhan
Seiring
berjalannya waktu populasi manusia semakin meningkat, dengan begitu maka
kebutuhan juga semakin meningkat dan beragam selain itu alat-alat pemenuh
kebutuhan manusia masih belum memadai sehingga terjadi kelangkaan.
d. Keterbatasan manusia
dalam mengelolah sumber daya yang ada
Keterbatasan
manusia dalam penguasaan teknologi dan kekurangan modal sehingga sumber daya
alam tidak bisa dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.
Mengatasi krisis air bersih
Berdasarkan kondisi air (kualitas
maupun ketersediaan) di Indonesia, potensi sebagai negara yang kaya air tidak
mampu menghindarkan Indonesia dari krisis air bersih. Setiap kali musim kemarau
tiba berbagai daerah mengalami kekeringan air. Bahkan ketika musim penghujan
pun krisis air bersih tetap mengintai lantaran surplus air yang kerap
mengakibatkan banjir sehingga sumber air tidak dapat termanfaatkan.
Krisis air bersih membuat sebagian
besar penduduk Indonesia musti mengkonsumsi air yang seharusnya tidak layak
minum. United States Agency for International Development(USAID)
dalam laporannya (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia
menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri
E Coli dan Coliform. Untuk
mengatasi krisis air bersih paya penyelamatan lingkungan, termasuk di
antaranya penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara
terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi
krisis air bersih dapat dilakukan melalui:
§ Menggalakkan gerakan hemat air.
§ Menggalakkan gerakan menanam pohon
seperti one man one tree (selama
daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
§ Konservasi lahan, pelestarian hutan
dan daerah
aliran sungai (DAS).
§ Pembangunan tempat penampungan air
hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat
musim kemarau.
§ Mencegah seminimal mungkin air hujan
terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
§ Mengurangi pencemaran air baik
oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun
pertambangan.
§ Pengembangan teknologi desalinasi untuk
mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.
Sumber:


Tidak ada komentar:
Posting Komentar