Faiz Aisyah Zuraidah / 32412690
2ID01
ARJUNA
Raden
Arjuna adalah putra ketiga dari pasangan Dewi Kunti dan Prabu Pandu atau sering
disebut dengan ksatria Panengah Pandawa. Seperti yang lainnya, Arjuna pun
sesungguhnya bukan putra Pandu, namun ia adalah putra dari Dewi Kunti dan
Batara Indra. Dalam kehidupan orang jawa, Arjuna adalah perlambang manusia yang
berilmu tingga namun ragu dalam bertindak. Hal ini nampak jelas sekali saat ia
kehilangan semangat saat akan menghadapi saudara sepupu, dan guru-gurunya di
medan Kurusetra. Keburukan dari Arjuna adalah sifat sombongnya. Karena merasa
tangguh dan juga tampan, pada saat mudannya ia menjadi sedikit sombong.
Arjuna
memiliki dasanama sebagai berikut : Herjuna, Jahnawi, Sang Jisnu, Permadi
sebagai nama Arjuna saat muda, Pamade, Panduputra dan Pandusiwi karena
merupakan putra dari Pandu, Kuntadi karena punya panah pusaka, Palguna karena
pandai mengukur kekuatan lawan, Danajaya karena tidak mementingkan harta, Prabu
Kariti saat bertahta menjadi raja di kayangan Tejamaya setelah berhasil
membunuh Prabu Niwatakaca, Margana karena dapat terbang tanpa sayap, Parta yang
berarti berbudi luhur dan sentosa, Parantapa karena tekun bertapa, Kuruprawira
dan Kurusatama karena ia adalah pahlawan di dalam baratayuda, Mahabahu karena
memiliki tubuh kecil tetapi kekuatannya besar, Danasmara karena tidak pernah
menolak cinta manapun, Gudakesa, Kritin, Kaliti, Kumbawali, Kumbayali, Kumbang
Ali-Ali, Kuntiputra, Kurusreta, Anaga, Barata, Baratasatama, Jlamprong yang
berarti bulu merak adalah panggilan kesayangan Werkudara untuk Arjuna, Siwil
karena berjari enam adalah panggilan dari Prabu Kresna, Suparta, Wibaksu,
Tohjali, Pritasuta, Pritaputra, Indratanaya dan Indraputra karena merupakan
putra dari Batara Indra, dan Ciptaning dan Mintaraga adalah nama yang digunakan
saat bertapa di gunung Indrakila. Arjuna sendiri berarti putih atau bening.
Pada
saat lahir, sukma Arjuna yang berwujud cahaya yang keluar dari rahim ibunya dan
naik ke kayangan Kawidaren tempat para bidadari. Semua bidadari yang ada jatuh
cinta pada sukma Arjuna tersebut yang bernama Wiji Mulya. Kegemparan tersebut
menimbulkan kemarahan para dewa yang lalu menyerangnya. Cahaya yang samar samar
tersebut lalu berubah menjadi sesosok manusia tampan yang berpakaian sederhana.
Hilangnya sukma Arjuna dari tubuh Dewi Kunthi menyebabkan kesedihan bagi Prabu
Pandu. Atas nasehat Semar, Pandu lalu naik ke kayangan dan meminta kembali
putranya setelah diberi wejangan oleh Batara Guru.
.
Dalam
pewayangan diceritakan bahwa Arjuna memiliki lebih dari 40 orang istri namun
hanya beberapa saja yang terkenal dan sering di singgung dalam pedalangan.
Istri-istri Arjuna adalah sebagai berikut :
-
Endang Jimambang berputra Bambang Kumaladewa dan Bambang Kumalasekti
- Dewi Palupi atau Dewi Ulupi berputra Bambang Irawan
- Dewi Palupi atau Dewi Ulupi berputra Bambang Irawan
Dewi
Wara Sumbadra berputra Raden Angkawijaya atau Raden Abimanyu.
- Dewi Srikandi tidak berputra
- Dewi Ratri berputra Bambang Wijanarka
- Dewi Dresnala berputra Bambang Wisanggeni
- Dewi Juwitaningrat berputra Bambang Senggoto yang beujud raksasa
- Endang Manuhara berputri Dewi Pregiwa dan Dewi Manuwati
- Dewi Banowati berputri Endang Pergiwati (diasuh oleh Endang Manuhara)
- Dewi Larasati berputra Bambang Sumitra dan Bambang Brantalaras
- Dewi Gandawati berputra Bambang Gandakusuma
- Endang Sabekti berputra Bambang Priyembada
- Dewi Antakawulan berputra Bambang Antakadewa
- Dewi Supraba berputra Bambang Prabakusuma
- Dewi Wilutama berputra Bambang Wilugangga
- Dewi Warsiki tidak diketahui putranya
- Dewi Surendra tidak diketahui putranya
- Dewi Gagarmayang tidak diketahui putranya
- Dewi Tunjungbiru tidak diketahui putranya
- Dewi Leng-Leng Mulat tidak diketahui putranya
- Dewi Citranggada berputra Bambang Babruwahana
- Dewi Lestari tidak berputra
- Dewi Larawangen tidak berputra
- Endang Retno Kasimpar tidak berputra
- Dewi Citrahoyi tidak berputra
- Dewi Manukhara tidak berputra
Banyaknya istri yang dimiliki Arjuna ini dalam cerita pewayangan bukanlah merupakan gambaran seseorang yang serakah istri atau mata keranjang, namun gambaran bahwa Arjuna dapat menerima dan diterima oleh semua golongan.
- Dewi Srikandi tidak berputra
- Dewi Ratri berputra Bambang Wijanarka
- Dewi Dresnala berputra Bambang Wisanggeni
- Dewi Juwitaningrat berputra Bambang Senggoto yang beujud raksasa
- Endang Manuhara berputri Dewi Pregiwa dan Dewi Manuwati
- Dewi Banowati berputri Endang Pergiwati (diasuh oleh Endang Manuhara)
- Dewi Larasati berputra Bambang Sumitra dan Bambang Brantalaras
- Dewi Gandawati berputra Bambang Gandakusuma
- Endang Sabekti berputra Bambang Priyembada
- Dewi Antakawulan berputra Bambang Antakadewa
- Dewi Supraba berputra Bambang Prabakusuma
- Dewi Wilutama berputra Bambang Wilugangga
- Dewi Warsiki tidak diketahui putranya
- Dewi Surendra tidak diketahui putranya
- Dewi Gagarmayang tidak diketahui putranya
- Dewi Tunjungbiru tidak diketahui putranya
- Dewi Leng-Leng Mulat tidak diketahui putranya
- Dewi Citranggada berputra Bambang Babruwahana
- Dewi Lestari tidak berputra
- Dewi Larawangen tidak berputra
- Endang Retno Kasimpar tidak berputra
- Dewi Citrahoyi tidak berputra
- Dewi Manukhara tidak berputra
Banyaknya istri yang dimiliki Arjuna ini dalam cerita pewayangan bukanlah merupakan gambaran seseorang yang serakah istri atau mata keranjang, namun gambaran bahwa Arjuna dapat menerima dan diterima oleh semua golongan.
Arjuna memiliki banyak sekali senjata dan aji-aji.Senjata-senjata Arjuna antara lain adalah Panah Gendewa dari Batara Agni setelah ia membantu Batara Agni melawan Batar Indra dengan membakar Hutan Kandawa, Panah Pasopati dari Kirata, seorang pemburu jelmaan Batara Guru, sebelum Arjuna membunuh Niwatakaca, Mahkota Emas dan berlian dari Batara Indra, setelah ia mengalahkan Prabu Niwatakaca dan menjadi Raja para bidadari selama tujuh hari, keris Pulanggeni, keris Kalanadah yang berasal dari taring Batara Kala, Panah Sarotama, Panah Ardadali, Panah Cundamanik, Panah Brahmasirah, Panah Angenyastra, dan Arya Sengkali, keempatnya dari Resi Drona, Minyak Jayangketon dari Begawan Wilawuk, mertuanya, pusaka Mercujiwa, panah Brahmasirah, cambuk kyai Pamuk, panah Mergading dan banyak lagi. Selain itu aji-aji yang dimiliki Arjuna adalah sebagai berikut :
-
Aji Panglimunan/Kemayan : dapat menghilang
- Aji Sepiangin : dapat berjalan tanpa jejak
- Aji Tunggengmaya : dapat mencipta sumber air
- Aji Mayabumi : dapat meperbesar wibawa dalam pertempuran
- Aji Mundri/Maundri/Pangatep-atep : dapat menambah berat tubuh
- Aji Pengasihan : menjadi dikasihi sesama
- Aji Asmaracipta : menambah kemampuan olah pikir
- Aji Asmaratantra : menambah kekuatan dalam perang
- Aji Asmarasedya : manambah keteguhan hati dalam perang
- Aji Asmaraturida : meanmbah kekuatan dalam olah rasa
- Aji Asmaragama : menambah kemampuan berolah asmara
- Aji Anima : dapat menjadi kecil hingga tak dapat dilihat
- Aji Lakuna : menjadi ringan dan dapat melayang
- Aji Prapki : sampai tujuan yang diinginkan dalam sekejap mata
- Aji Matima/Sempaliputri : dapat mengubah wujudnya.
- Aji Kamawersita : dapat perkasa dalam olah asmara
- Aji Sepiangin : dapat berjalan tanpa jejak
- Aji Tunggengmaya : dapat mencipta sumber air
- Aji Mayabumi : dapat meperbesar wibawa dalam pertempuran
- Aji Mundri/Maundri/Pangatep-atep : dapat menambah berat tubuh
- Aji Pengasihan : menjadi dikasihi sesama
- Aji Asmaracipta : menambah kemampuan olah pikir
- Aji Asmaratantra : menambah kekuatan dalam perang
- Aji Asmarasedya : manambah keteguhan hati dalam perang
- Aji Asmaraturida : meanmbah kekuatan dalam olah rasa
- Aji Asmaragama : menambah kemampuan berolah asmara
- Aji Anima : dapat menjadi kecil hingga tak dapat dilihat
- Aji Lakuna : menjadi ringan dan dapat melayang
- Aji Prapki : sampai tujuan yang diinginkan dalam sekejap mata
- Aji Matima/Sempaliputri : dapat mengubah wujudnya.
- Aji Kamawersita : dapat perkasa dalam olah asmara
Karakter Tokoh Wayang Kulit Arjuna
Nama: Arjuna
Nama lain: Kumbawali, Parta, Margana, Panduputra, Kuntadi, Indratanaya,
Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya
Karakter: Cerdik, pandai
Senjata: Ardadeli, Sarotama, Pasupati, Sangkali, keris Pulanggeni, dan
keris Kalanadah
Sumber :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar