Faiz Asyah Zuraidah / 32412690
2ID01
MASKOT KOTA MALANG
Berdasarkan SK Gubernur nomor 5225/16774/032/1996 telah menetapkan bahwa burung manyar (Ploceus Manyar) sebagai ciri khas fauna dan pohon andong (Cordyline fructicosa) sebagai ciri khas flora Kota Malang. Bagian Lingkungan Hidup Kota Malang setelah terbitnya SK Gubernur itu sempat ingin mengajukan pohon palem raja yang biasanya menjadi tempat bersarangnya burung manyar sebagai ciri khas Kota Malang agar sesuai. Tetapi karena SK Gubernur telah telanjur keluar maka ciri flora Kota Malang tetap yaitu pohon andong.
1. Burung Manyar
Manyar adalah jenis burung pemakan biji-bijian (granivora) namun terkadang juga makan serangga-serangga kecil, yang menyukai habitat terbuka seperti padang rumput, tepi hutan, rawa dan persawahan. Burung ini biasanya mencari makan di akasia berduri atau semak-semak. Burung manyar membuat sarangnya pada ujung-ujung cabang pohon yang tinggi, seperti pada pohon kelapa ataupun di rumput gelagah yang tinggi. Burung manyar dikenal sebagai burung penenun finches karena burung ini sangat cekatan dalam menenun daun, ranting, dan serat tumbuhan menjadi sarang yang sangat indah. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut dengan Streaked Weaver karena memiliki sarang dengan bentuk yang sangat rumit dan unik. Burung ini juga sering disebut dengan burung penganyam. Burung manyar termasuk bangsa burung passerine (penyanyi) kecil yang memiliki hubungan famili dekat dengan jenis finch. Di Indonesia, dikenal berbagai jenis manyar yang masuk dalam marga Ploceus anggota suku Ploceidae. Ada empat jenis manyar di Asia Tenggara dan tiga di antaranya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu tempua (Ploceus philippinus), manyar jambul (Ploceus manyar), dan manyar emas (Ploceus hypoxanthus).
Burung manyar jantan cenderung memiliki mahkota yang berwarna emas, mempunyai bulu sayap dengan warna dasar kuning , dan dada hingga perut berwarna putih dengan bintik bintik berwarna coklat. Sedang di bawah perut dominan berwarna putih. Paruh manyar jantan berwarna hitam dan kaki berwarna merah muda. Sedangkan ciri-ciri manyar betina adalah terdapat bulu berwarna kuning di sekitar telinganya dan melingkar dari telinga satu ke telinga lainnya. Paruh manyar betina berwarna kuning kemerahan. Burung manyar jantan dan betina memiliki ukuran tubuh hampir sama yaitu 15 cm. Burung manyar termasuk burung sosial karena burung ini hidup secara berkelompok dengan burung sejenisnya. Selain itu burung manyar sangat ulet, sabar dan tidak kenal putus asa terutama ketika membuat sarang. Musim berbiak dimulai bulan April hingga Oktober. Burung manyar betina akan bersedia dikawini oleh burung manyar jantan jika burung manyar betina merasa tertarik dengan bentuk sarang yang dibuat manyar jantan, namun sebaliknya jika manyar betina tidak merasa tertarik dengan sarangnya maka burung ini tidak akan mau dikawini oleh manyar jantan. Uniknya apabila si betina tidak menyukai sarang yang dibuat oleh si jantan , maka si jantan akan dengan sendirinya menghancurkan sarangnya dan akan membuat sarang yang baru.
2. Tanaman Andong
Nama ilmiah dari tanaman Andong adalah Cordyline Fruticosa (Linn.) A Cheval, tanaman yang termasuk ke dalam keluarga Lilliaceae atau bawang-bawangan, sedangkan di daerah-daerah di Indonesia sering disebut dengan nama-nama Bak-Juang, Bobolo, Senjuwang (Sulawesi), Hanjuang, Kayu Urip (Jawa), Andong, Tawaung (Nusatenggara). Sedangkan nama asingnya adalah Limietstruik, Grenzdrachenbaum, Lily Palm, dan lainnya.
Tanaman Andong merupakan tanaman perdu tegak yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 4 meter, merupakan jenis tanaman yang jarang bercabang. Andong banyak ditanam sebagai tanaman hias, tanaman di kuburan atau sebagai tanaman pagar, tumbuh dan terdapat di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut. Ada ciri khusus tanaman Andong pada batang bekas daun yang rontok akan terlihat berbentuk cincin. Tanaman Andong berdaun tunggal, dengan jenis warna daun ada yang merah kecoklatan disebut dengan andong merah, dan ada yang berwarna hijau daun disebut dengan andong hijau. Daunnya berbentuk lanset dengan panjang sekitar 30–50 cm, sedangkan lebar daun 5–10 cm, pada ujung dan pangkalnya berbentuk runcing, letak daunnya terutama di ujung batang terlihat berjejal dengan susunan seperti spiral. Bunganya berbentuk malai, dengan panjang sekitar 30 cm, warnanya dadu atau hijau ungu, ada juga yang berwarna kuning muda. Buahnya berupa buah buni. Daunnya bisa dipakai sebagai pembungkus makanan atau bacang. Perbanyakan tanaman andong bisa dilakukan dengan cara stek atau pemisahan tunas.
Sumber :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar