Nama :Faiz Aisyah Zuraidah
NPM :32412690
Kelas:
1 ID 01
Kehidupan Sosial, Kebudayaan dan
Teknologi Masa Prasejarah di Indonesia
A. Masa
Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan
·
Kehidupan Sosial
Pada
masyarakat food gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada alam.
Dimana daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan persediaan yang cukup
untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah. Sebab
mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai berikut:
a. Binatang
buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang mereka diami.
b. Musim
kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk mencari sumber air
yang lebih baik.
c. Mereka
berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan
mudah diperoleh.
Mereka masih
hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di gua-gua. Ada pula kelompok yang
tinggal di daerah pantai. Mencari makanan berupa binatang buruan dan
tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau. Mereka mencari kerang sebagai
makanannya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan
pergerakan dalam mengikuti binatang buruan atau mengumpulkan makanan.
Dalam
kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja, laki-laki pada
umumnya melakukan perburuan. Sementara itu, para wanita mengumpulkan bahan
makanan seperti buah-buahan dan merawat anak. Mereka yang memilih dan meramu
makanan yang akan di makan. Hubungan antar anggota sangat erat, mereka
bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari
serangan kelompok lain ataupun dari binatang buas. Populasi pertumbuhan
penduduk sangat kecil karena situasi yang berat, dengan peralatan yang masih
sangat primitif membuat mereka tidak dapat selamat dari berbagai bahaya.
·
Kehidupan Budaya
Dengan
peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa membuat rakit, lama
kelamaan mereka membuat perahu. Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena
itu, mereka belum mengenal cara memasak makanan, salah satunya yaitu dengan
cara membakar. Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu
dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
Untuk
mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, dan
kayu. Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di gua-gua, dari tempat
tersebut ditemukan peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang digunakan pada
masa itu, seperti:
- Kapak perimbas,
Kapak Penetak, Kapak genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari
tulang, dll.
·
Teknologi
Teknologi
masa food gathering masih sangat rendah. Hampir semua
alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk membantu
pekerjaan mereka.
B.
Masa Bercocok Tanam (Food Producing) dan Beternak
·
Kehidupan Sosial
Kehidupan
bercocok tanamnya dikenal dengan berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan
cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka
akan berpindah ke tempat lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama
seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Pada
perkembangannya mulai menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah
persawahan
Telah
tinggal menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma tersebut,
dengan cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka telah hidup menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa
manusia telah dapat menguasai alam lingkungan.
Dengan
hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan kehidupan manusia untuk
mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang
dan mengerti akan perubahan-perubahan hidup yang terjadi.
Jumlah
anggota kelompoknya semakin besar sehingga membuat kelompok-kelompok perkampungan,
meskipun mereka masih sering berpindah-pindah tempat tinggal.Populasi penduduk
meningkat, usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun. Muncul kegiatan kehidupan
perkampungan, oleh karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban
kehidupan masyarakat.
Diangkat
seorang pemimpin yang berwibawa, kuat, dan disegani untuk mengatur para
anggotanya. Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling melengkapi,
saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya.
·
Kehidupan Budaya
Kebudayaan
semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk
menciptakan kebudayaan yang lebih baik Peninggalan kebudayaan manusia pada masa
bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat,
batu maupun tulang
Hasil
kebudayaan pada masa bercocok tanam:
Beliung Persegi, Kapak Lonjong, Mata
panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti menhir, dolmen,
sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
·
Teknologi
Pada
masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang
luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-besaran dalam peradaban
manusia yaitu dari kehidupan food gathering menjadi food producing.
Sehingga terjadi perubahan yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh
penghidupan umat manusia.
C.
MASA PERTANIAN
Ketika
ditemukan tanaman padi maka sistem pertanian menjadi semakin meningkat dan
berkembang menjadi sistem persawahan. Mereka juga mulai memelihara binatang
ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
·
Kehidupan Sosial
Bertani
adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan hewan peliharaan
tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai
hewan ternak. Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka melakukan
secara bersama-bersama/ secara gotong royong. Dengan alat pendukung kapak
perunggu yang berfungsi sebagai pacul;
Untuk
mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka membuat anyaman dari bambu/ rotan.
Mendiami tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk menghindari serangan binatang
buas. Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan cara
bergotong-royong yang disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap dalam
waktu yang cukup lama. Mereka sudah mengenal pertukangan dengan alat pendukung
berupa kapak beliung yang berfungsi sebagai alat pemotong kayu. Dengan
alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah dengan cara gotong-royong
pula;
Muncul
ikatan sosial antara masyarakat dan keluarga. Muncul struktur kepemimpinan di
kampong. Mulai digunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Mereka telah memiliki
aturan dalam kehidupan masyarakat guna ketertiban dan rapinya kerjasama dengan
cara pembagian kerja. Mereka memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara
secara teratur yang melibatkan orang lain.
·
Kehidupan Budaya dan Teknologi
Mereka
sudah menetap, dan tinggal di rumah-rumah, membentuk perkampungan dan hidup
sebagai petani. Mereka telah mengenal musim sehingga dapat dipastikan mereka
telah menguasai ilmu perbintangan (ilmu falak). Mereka telah menggunakan
alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak persegi, dan kapak lonjong, selain
itu juga menggunakan kapak perunggu, nekara, gerabah serta benda-benda
megalitik;
Alat-alat
yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus dengan beragai ukuran kapak
batu dengan ukuran kecil yang indah digunakan sebagai mas kawin, alat penukar,
atau alat upacara. Kapak-kapak dari logam berupa perunggu memunculkan budaya
megalitik berupa menhir, dolmen, punden berundak, pandhusa, dll. Alat-alat yang
dibuat dari tanah liat sangat berhubungan erat dengan adanya proses kimia,
yaitu proses pencampuran tanah liat, penjemuran, dan teknik-teknik
pembakarannya. Gerabah sudah dibuat dengan warna-warni dan dengan hiasan yang
beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman kain yang menunjukkan bahwa nenek
moyang kita sudah mengenal tulisan.
D. MASA PERUNDAGIAN
·
Kehidupan Sosial
Jumlah
penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan
peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak
mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana. Mereka memiliki pengetahuan
tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam
dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen. Dengan diterapkan sistem
persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin diketatkan;
Dalam
masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil
untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda
logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat. Dari segi sosial,
kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada pembagian kerja
yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu. Pembagian
kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi juga
berdagang di pasar.
·
Kehidupan Budaya
Masyarakat
zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai
bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat
perundagian yang tinggi. Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat
alat-alat akibat perkembangan teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan
biji logam. Oleh karena itu, semakin banyak manusia yang menggunakan logam untuk
memenuhi perkakas hidupnya.
Pada
zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada
tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari tembaga dan timah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih
tinggi. Terbukti masyarakatnya sudah mengenal teknologi peleburan dan
pencampuran logam.;
Pada
zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras lagi dimana
harus dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada
zaman ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya. Kemampuan membuat
benda-benada jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang digunakan adalah dengan sistem
pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan penempaan logam;
Pada
zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang
semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat dari gerabah tersebut
tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.
·
Teknologi
Teknologi
dapat dilihat dari pembuatan alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi
tersebut terlihat pada masa penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan
karena teknik yang digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut
diadopsi dari teknik membuat logam di daratan Cina. Logam digunakan sebab
penggunaan alat bercocok tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki
nilai artistik yang lebih tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu;
Zaman
logam disebut juga zaman perundagian dimana masyarakat telah mampu membuat
peralatan dengan teknologi sederhana dengan bahan baku logam. Teknik yang
digunakan pada masa itu adalah teknik a cire perdue. Caranya
sebagai berikut :
1. Benda
yang hendak dibuat, terlebih dulu dibuat dari lilin lengkap dengan segala
bagiannya;
2. Model
lilin tersebut kemudian ditutup dengan tanah;
3. Dengan
cara dipanaskan maka tanah tersebut akan menjadi keras, sedangkan lilinnya akan
cair dan mengalir keluar dari lubang yang ada dalam selubung;
4. Jika
lilin telah habis maka logam cair dapat dituang ke tempat lilin tadi;
5. Setelah
dingin, selubung tanah dipecah dan jadilah benda yang kita kehendakai yang
terbuat dari logam.